Minggu, 27 April 2014

MAKALAH PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI KERING



MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI KERING


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy7I_oepw73O_p6CPZsEKzcX42HfrbVQsOV-Z2Gu8n1pv_4jlku2bhZU4mCcwtCmZxgB_B2DYQmJ570HuaXnbG2k5BeMyhlgIJwBbpmF0pL2dj4b4jcBjbRGpICET2maNm6vB-G6SRMVM/s1600/IMG-20140421-WA0000.jpg

Kelompok 1:
Agung Ismawan
Alifah Amatur F
Anisa maulia
Annisa Nur’aini
Arta Novalia
Ary Cahaya p
Bella Disnanda
Bella Primasari


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN FARMASI
BAB I
PENDAHULUAN

I.                  LATAR BELAKANG
I.1 Latar Belakang
Salah satu dari tiga metode pembuatan tablet adalah  metode granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering dilakukkan apabila zat aktif tidak dapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet.
Granulasi kering dilakukkan apabila zat aktif tidak mungkin di granulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan atau lembab atau juga tidak mungkin di kempa lansung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai contoh, asetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi kering.
 Granulasi kering dilakukkan pada campuran seluruh ingredien dalam suatu formulasi tablet tqanpa menggunakan cairan penggranul. Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh campuran inggredient formula dengan tekanan tinggi menggunakan suatu mesin pembuat bongkahan (sluging machine) atau mesin kompaktor.
I.2 Definisi Granulasi Kering
Salah satu dari tiga metode pembuatan tablet adalah  metode granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering adalah proses penggranulan tanpa menggunakan eksipien yang berupa cairan. Semua komponen dalam granulasi kering adalah kering.
I.3 Tujuan Pembuatan Granulasi Kering
Tujuan utama granulasi kering adalah memperbaiki sifat aliran  serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih lanjut menjadi tablet jadi.
Tujuan umum granulasi adalah meningkatkan bobot jenis ruah nyata, meningkatkan sifat mampu alir, menyempernakan komprsibilitas, memodifikasi laju disolusi, mengurangi terbentuknya debu, dan meningkatkan stabilitas.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi gumpalan (agromelat) yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan partikel-partikel orisinil masih dapat di identifikasi. Berdasarkan pembuatan granulasi terdiri dari granulasi basah dan granulasi kering.
Salah satu dari tiga metode pembuatan tablet adalah  metode granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering dilakukkan apabila zat aktif tidak dapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet.
Granulasi kering dilakukkan apabila zat aktif tidak mungkin di granulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan atau lembab atau juga tidak mungkin di kempa lansung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai contoh, asetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi kering.
 Granulasi kering dilakukkan pada campuran seluruh ingredien dalam suatu formulasi tablet tqanpa menggunakan cairan penggranul. Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh campuran inggredient formula dengan tekanan tinggi menggunakan suatu mesin pembuat bongkahan (sluging machine) atau mesin kompaktor. Untuk melengkapi beberapa hal yang telah diuraikan dalam bab granulasi basah, beberapa penjelasan akan diuraikan dembali dibawah ini.
Tujuan utama granulasi kering adalah memperbaiki sifat aliran  serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih lanjut menjadi tablet jadi.
Tujuan umum granulasi adalah meningkatkan bobot jenis ruah nyata, meningkatkan sifat mampu alir, menyempernakan komprsibilitas, memodifikasi laju disolusi, mengurangi terbentuknya debu, dan meningkatkan stabilitas.
Keterbatasan yang diakibatkan oleh granulasi adalah berkurangnya homogenitas mikroskopis dan meningkatnya kemungkinan pemisahan dalam campuran berbagai partikel yang berbeda.
Granulasi kering kempa langsung dapat dilakukkan hanya dengan metode pemadatan. Lubrikan campuran serbuk kempa langsung lebih rumit dari pada lubrikasi granulasi klasik. Dalam granulasi kering , lubrikan yang biasa digunakan dalam granulasi metode basah dapat merusak disintegrasi dan disolusi,kekerasan zat aktif, dan stabilitas zat aktif.
Pada umumnya, masalah yang berkaitan dengan lubrikasi kempa langsung berkisar dengan jumlah dan tipe yang diperlukan untuk menghasilkan lubrikasi yang memadai dan pengaruh pelunakan yang diakibatkan dari lubrikasi. Karena lebih banyak permukaan yang tersedia untuk dilapisi dengan lubrikasi dalam kempa langsung, efek pelunakan yang disebabkan oleh pengembpaan menjadi lebih besar. Hal ini terutama terjadi pada zat pengisi kempa langsung yang menunjukan hampir tidak pecah atau geser pada pengempaan.
Granul yang dibuat dengan granulasi kering pada umumnya sederhana atau tidak beraturan, sedangkan pada granul yang dibuat dengan metode basah banyak macam bentuk partikel. Sesuai dengan hal itu, granulasi kering jarang dipilih sebagai metode granulasi. Akan tetapi, granulasi kering cocok untuk zat-zat yang peka terhadap pelarut dan tidak stabil pada suhu tinggi. Selain itu, keuntungan granulasi kering yang lain adalah diperolehnya granul dengan bobot jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan granul yang dihasilkan dari granulasi basah.
I.1 Alur Pembuatan Tablet Metode Granulasi Kering
Pembuatan tablet dengan  metode granulasi kering biasanya memalui tahap-tahap berikut:
1.    Zat aktif dan masing-masing eksipien dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling, misalnya mesin giling tornado mill
2.    Zat aktif dan semua eksipien , yakni pengisi, pengikat kering, sebagian disintegran, lubrikan dan glidan
3.    Campurkan serbuk pada no 2 di kempa mesin besar khusus dan kuat yang disebut “mesin bongkah” (sluging machine) yang menghasilkan bongkahan atau dengan mesin kompaktor gulung atau chilsonator yang penghasilkan pipa atau lempeng campuran  serbuk yang rapuh.
4.    Bongkahan atau pita lempeng tadi di ekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20 mesh dlm mesin escillator granulator  
5.    Serbuk partikel halus yang dihasilkan no 4 kembali dipadatkan dengan mesin kompak
6.    Bongkahan atau lempengan rapuh hasil no 5 kembali di ekstruksi dalam mesin oscillating granulator  atau fitz mill
7.    Granul hasil no 5 dan 6 disatukan dan di campur dengan fase luar
8.    Massa kempa di kempa menjadi tablet

Teknologi Granulasi Kering Secara Kempa
            Teknologi granulasi kering secara  kempa terdiri dari dua metode yaitu: pembentukkan bongkah (sluging) dan pengompakan gulung
         
Granulasi kering  dapat dibuat degan mesin khus  pembuatan bongkah (sluging), yaitu mesin berat pembuat tabel besar dengan lubang kempa dan  pons besar yang biasanya berdiameter 2,5 cm atau lebih. Selanjutnya, bongkahan di ekstruksi dengan mesin granulator untuk memperoleh karakteristik granul yang di kehendaki.
Prosedur granulasi kering yang lain adlah pengompakan gulung, yaitu pembuatan lempengan dengan menggunakan peralatan pemrosesan khusus yang disebut kompaktor gulung atau chilsonator. Mesin ini mendapatkan serbuk yang telah dicampur trlebih dahulu diantara dua rol penggulung (roller) yang berputar berlawanan.
Bahan kempa yang diperoleh dari kompaktor adalah lempengan pita rapuh atau lembaran atau potongan-potongan, tergantung pada bentuk rol penggulung. Zat campuran yang telah didapatkan itu kemudian digiling untuk memperoleh granul dengan ukuran yang sesuai.
Kedua proses diatas digunakan untuk zat-zat yang biasanya tidak memadat menggunakan teknik granulasi basah konvensional dan memerlukan prakempa untuk meningkatkan bobot jenis dan mengeluarkan udara yang terjerat akibat ponsitas
Pembuatan Bongkah (Slugging)
Pembuatan bokahan terdiri dari menghaluskan tiap komponen (Zat Aktif dan Eksipien) secara individu, mencampuri kering seluruh komponen (zat aktif  dan eksipien) secara individu mencapur kering dari seluruh komponen dan mengempa campuran serbuk menjadi tablet besar atau bongkahan ( slug) pada mesin kempa. Diametr pons biasanya 2,5 cm atau lebih dengan permukaan datar digunakan untuk membuat bongkahan tersebut kempaan bongkahan biasanya dilakukan pada tekanan 4 sampai 6 ton dan kecepatan 10-30 putaran permenit. Tonasi mesin tertentu dan waktu hunian diperlukan tergantung pada sifat-sifat fisik ukuran serbuak dan spesifikasi bongkahan. Setelah terbentuk, bongkahan biasanya di simpan dalam wadah proses sampai bongkahan itu di perlukan untuk menjadi granul akhir selanjutnya, granul akhir tersebut dicampur dengan serbut fase luar (disintegran, lunrikan, glidan) menjadi masa kempa selanjutnya dikempa menjadi tablet ada berbagai keterbatasan pada proses pengempaan bongkahan, yaitu :


·         Proses bets tunggal
·         Peralatan lebih banyak di butuhkan
·         Skala ekonomi yang buruk dan hasil rendah
·         Hasil perjam rendah
·         Pengendalian proses buruk
·         Peryaratan sistem pendukung yang berlebihan
·         Ergonomi yang buruk
·         Polusi udara dan bunyi yang berlebihan
·         Logistik yang berlebihan
·         Kebutuhan wadah dan ruang penyimpanan meningkat
·         Enrgi yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg bongkahan ( slugging) lebih banyak dibandingkan untuk menghasilkan 1 kg kompak gulung
Pembuatan Lempengan (kompaktor gulungan)
Tidak seperti metode bongkahan, zat-zat yang tidak menunnjukkan sifat kunci serbuk sangan cocok untuk proses pemadatan gulung (rol).
Sifat kunci campuran serbuk yang di persyaratkan untuk pembuatan tablet kempa langsung adalah:
1.      Daya hohesif serbuk baik
2.      Karakteristik aliran granul baik
3.      Rentang ukuran vertikal sempit
4.      Pemisahan granul minimum
Apabila sifat kunci campuran srbuk tidak ada atau tidak dapat di kembangkan dalm suatu cara ekonomis atau teknis kempa langsung, teknologi granulasi kempa kering dapat digunakan prosen pilihan guna meningkatkan sifat-sifat kunci serbuk teknologi pemadatan gulung memainkan suatu peranan pentinga dalam pengadaan produk bermutu dan pengrndalian biaya.
Keuntungan proses teknologi pengempaan gulung adalah sebai berikut
1.      Menyedrhanakn pengolahan
2.      Meniadakan penggunaan bergranulasi berair dan pelarut
3.      Menghasilkan kembali granul ometri dan bobot jenis yang konsisten
4.      Memperbaiki keseragaman kandungan
5.      Mempermudah mampu alir serbuk
6.      Menggunakan lebih sedikit energi untuk pengoprasian
7.      Memerlukan lebih sedikit tenaga kerja untuk pengoprasian
8.      Menghasilan produk kering
9.      Memperbaiki pengenandial bobot dosiis obat
10.  Menggunakan lebih sedikit bahan mentah
11.  Meniadakan penyusutan yang disebabkan oleh air
12.  Menghasilkan disintegrasi tablet yang lebih baik
13.  Tidak memerlukan ruang dan peralatan tahan ledakan
14.  Memperbaiki siklus waktu
15.  Mencegah pemisahan
16.  Memudahkan sistem manufacture continu
Teknologi pengempaan gulung merupan suatu proses kontinu yang memberikan pengendalian dan efisiensi yang lebih baik. Kompaktor gulung dilengkapi dengan alat pengendalian tekanan pengempaan, kecepatan rol dan kecepatan mengandalkan pembentukkan ikatan interpartikulat. Pembentukan ikatan granul dikarakterisasi dalam tahap-tahap yang berbeda, yang biasanya terjadi dalam urutan berikut:
1.      Pengaturan kembali
2.      Perubahan bentuk partikel
3.      Pemecahan partikel menjadi berkeping-keping
4.      Pengikatan partikel-partikel

Perubahan bentuk elastik terjadi apabila partikel-partikel serbuk mengalami granul suatu gaya atau tekanan yang di terapkan, gaya tekanan dibebaskan dari granul dan granul berusaha untuk kembali ke bentuk asliya. Suatu perubahan yang sama sekali tidak kembali setelah tekanan dibebaskan di bebaskan di sebut perubahan bentuk plastik. Keduanya, perubahan bentuk elastik dan plasstik dapat terjadi secara  bersamaan, tetapi salah satunya biasanya lebih menonjol

Pengaturan kembali Partikel
 Pengaturan kembali partikel pada awalnya merupakan gerakan untuk mengisi ruang celah. Udara mulai meninggalkan ruang celah campuran serbuk dan partikel-partikel mulai bergerak bersama-sama lebih dekat sehingga meningkatkan kepadatan campuran serbuk. Bentuk dan ukuran partikel merupakan faktor kunci dalam proses penyusunan kembali. Partikel-partikel bulat kurang dapat bergerak dibandingkan partikel-partikel bentuk lain karena susunan awalnya yang lebih dekat. Perubahan partikel-partikel jika gaya kempa di tingkatkan. Perubahan bentuk ini meningkatkan titik kontak antara partikel-partikel tempat ikatan terjadi dan dijelaskan sebagai perubahan bentuk plastik.

Perubahan Bentuk Partikel Pada Titik Kontak
Apabila suatu tekanan diterapkan pada suatu pada suatu bahan/zat, terjadi perubahan bentuk perubahan untuk yang hilang sama sekali (kembalinkebentuk asal) setelah pembebasan tekanan disebut dengan perubahan elasstis. Apabila perubahan bentuk tidak pulih kembali dengan sempurna setelah pembebasan tekanan, ini disebut dengan perubahan bentuk plastik.

Fragmentasi dan Perubahan Bentuk
Pada tekanan yang lebih tinggi akan terjadi pecahan apabila tekanan di dalam partikel-partikel menjadi cukup besar untuk memperbanyak retakan. Fragmentasi meningkatkan jumlah partikel dan membentuk permukaan baru yang bersih, menambah titik kontak, dan membentuk ikatan yang kuat. Ikatan partikel terjadi jika terjadi berubahan bentuk plastik dan fragmentasi
Teori Ikatan Dalam Proses Pengempaan
Berbasis mekanisme ikatan dlam proses pengempaan telah dipahami tetapi belum didukung oleh percobaan serta belumbergunan untuk memperkirakan sifat-sifat kempa bahan. Ada tiga teori ikatan kempa, yakni teori antarmolekul, dan teori film permukaan cairan.
Teori mekanik
Teori mekanik tekanan menyatakan bahwa partikel-partikel individu mengalami perubahan bentuk elasstik, plastik atau rapuh di bawah tekanan sehingga sisi-sisinya bertautan dan membentuk suatu ikatan mekanik. Jika hanya ada ikatan mekanik, energi total pengempaan sama dengan jumlah energi perubahan bentuk, panas, dan energi yang diabsrbsi untuk tiap kontinuen. Sambungan mekanik bukan merupakan mekanisme ikatan utama dalam tabel farmasetik.

Teori Antar Molekul
Molekul pada permukaan solida mempunyai gaya antar molekul yang kurang baik dan berinteraksi dengan partikel lain dalam kontak yang sebenarnya. Permukaaan bersih sepenuhnya akan terikat dengan kekuatan bahan kristalin, sedangkan bahan yang di absorpsi akan membatasi ikatan menurut teori antar molekul , dibawah tekan, molekul-molekul pada titik kontak yang sebenarnya antara permukaan granul yang baru dan bersih cukup dekat sehingga gaya vanderwals dapat berinteraksi untuk mengabungkan partikel-partikel.

Teori Film Permukaan
Teori permukaan cairan menghubungkan ikatan dengan adanya selaput cair tipis, yang mungkin disebabkan oleh peleburan atau larutan, pada permukaan partikel yang di sebabkan oleh energi pengempaan.


BAB III
KESIMPULAN
granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi gumpalan (agromelat) yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan partikel-partikel orisinil masih dapat di identifikasi. Berdasarkan pembuatan granulasi terdiri dari granulasi basah dan granulasi kering.
Salah satu dari tiga metode pembuatan tablet adalah  metode granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering adalah proses penggranulan tanpa menggunakan eksipien yang berupa cairan. Semua komponen dalam granulasi kering adalah kering.
Tujuan utama granulasi kering adalah memperbaiki sifat aliran  serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih lanjut menjadi tablet jadi.
Alur pembuatan granulasi kering adalah
1.    Zat aktif dan masing-masing eksipien dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling, misalnya mesin giling tornado mill
2.    Zat aktif dan semua eksipien , yakni pengisi, pengikat kering, sebagian disintegran, lubrikan dan glidan
3.    Campurkan serbuk pada no 2 di kempa mesin besar khusus dan kuat yang disebut “mesin bongkah” (sluging machine) yang menghasilkan bongkahan atau dengan mesin kompaktor gulung atau chilsonator yang penghasilkan pipa atau lempeng campuran  serbuk yang rapuh.
4.    Bongkahan atau pita lempeng tadi di ekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20 mesh dlm mesin escillator granulator  
5.    Serbuk partikel halus yang dihasilkan no 4 kembali dipadatkan dengan mesin kompak
6.    Bongkahan atau lempengan rapuh hasil no 5 kembali di ekstruksi dalam mesin oscillating granulator  atau fitz mill
7.    Granul hasil no 5 dan 6 disatukan dan di campur dengan fase luar
8.    Massa kempa di kempa menjadi tablet









DAFTAR PUSTAKA
1.      Lachman L. Et al; the theory and practice of industrial pharmacy, lea and febriger, 1986 hlm 312-320
2.      Swarbrick J. And Boylan J.C, Encyvlopedia of pharmacy tecnology,volume 4, marcel Dekker inc.1991 hlm 423-446
3.      Lieberman H.A.et al, pharmaceutical dosage










Tidak ada komentar: