MAKALAH
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI
KERING
Kelompok
1:
Agung
Ismawan
Alifah
Amatur F
Anisa
maulia
Annisa
Nur’aini
Arta
Novalia
Ary
Cahaya p
Bella
Disnanda
Bella
Primasari
POLTEKKES
KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN
FARMASI
BAB
I
I.
LATAR
BELAKANG
I.1
Latar Belakang
Salah satu dari tiga
metode pembuatan tablet adalah metode
granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul
yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering
dilakukkan apabila zat aktif tidak dapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet.
Granulasi kering
dilakukkan apabila zat aktif tidak mungkin di granulasi basah karena tidak
stabil atau peka terhadap panas dan atau lembab atau juga tidak mungkin di
kempa lansung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan
atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai
contoh, asetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan
granulasi kering.
Granulasi kering dilakukkan pada campuran
seluruh ingredien dalam suatu formulasi tablet tqanpa menggunakan cairan
penggranul. Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh campuran
inggredient formula dengan tekanan tinggi menggunakan suatu mesin pembuat
bongkahan (sluging machine) atau mesin kompaktor.
I.2 Definisi Granulasi Kering
Salah satu dari tiga
metode pembuatan tablet adalah metode
granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul
yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering adalah
proses penggranulan tanpa menggunakan eksipien yang berupa cairan. Semua komponen
dalam granulasi kering adalah kering.
I.3 Tujuan Pembuatan Granulasi Kering
Tujuan utama granulasi
kering adalah memperbaiki sifat aliran
serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari
serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang
memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih
lanjut menjadi tablet jadi.
Tujuan umum granulasi
adalah meningkatkan bobot jenis ruah nyata, meningkatkan sifat mampu alir,
menyempernakan komprsibilitas, memodifikasi laju disolusi, mengurangi
terbentuknya debu, dan meningkatkan stabilitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
granulasi adalah suatu
proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi
gumpalan (agromelat) yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan
partikel-partikel orisinil masih dapat di identifikasi. Berdasarkan pembuatan
granulasi terdiri dari granulasi basah dan granulasi kering.
Salah satu dari tiga
metode pembuatan tablet adalah metode
granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul
yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering
dilakukkan apabila zat aktif tidak dapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet.
Granulasi kering
dilakukkan apabila zat aktif tidak mungkin di granulasi basah karena tidak
stabil atau peka terhadap panas dan atau lembab atau juga tidak mungkin di
kempa lansung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan
atau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung. Sebagai
contoh, asetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan
granulasi kering.
Granulasi kering dilakukkan pada campuran
seluruh ingredien dalam suatu formulasi tablet tqanpa menggunakan cairan
penggranul. Granulasi kering dibuat dengan mengempa langsung seluruh campuran
inggredient formula dengan tekanan tinggi menggunakan suatu mesin pembuat
bongkahan (sluging machine) atau mesin kompaktor. Untuk melengkapi beberapa hal
yang telah diuraikan dalam bab granulasi basah, beberapa penjelasan akan
diuraikan dembali dibawah ini.
Tujuan utama granulasi
kering adalah memperbaiki sifat aliran
serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari
serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang
memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih
lanjut menjadi tablet jadi.
Tujuan umum granulasi
adalah meningkatkan bobot jenis ruah nyata, meningkatkan sifat mampu alir,
menyempernakan komprsibilitas, memodifikasi laju disolusi, mengurangi
terbentuknya debu, dan meningkatkan stabilitas.
Keterbatasan yang diakibatkan
oleh granulasi adalah berkurangnya homogenitas mikroskopis dan meningkatnya
kemungkinan pemisahan dalam campuran berbagai partikel yang berbeda.
Granulasi kering kempa
langsung dapat dilakukkan hanya dengan metode pemadatan. Lubrikan campuran serbuk
kempa langsung lebih rumit dari pada lubrikasi granulasi klasik. Dalam
granulasi kering , lubrikan yang biasa digunakan dalam granulasi metode basah
dapat merusak disintegrasi dan disolusi,kekerasan zat aktif, dan stabilitas zat
aktif.
Pada umumnya, masalah
yang berkaitan dengan lubrikasi kempa langsung berkisar dengan jumlah dan tipe
yang diperlukan untuk menghasilkan lubrikasi yang memadai dan pengaruh
pelunakan yang diakibatkan dari lubrikasi. Karena lebih banyak permukaan yang
tersedia untuk dilapisi dengan lubrikasi dalam kempa langsung, efek pelunakan
yang disebabkan oleh pengembpaan menjadi lebih besar. Hal ini terutama terjadi
pada zat pengisi kempa langsung yang menunjukan hampir tidak pecah atau geser
pada pengempaan.
Granul yang dibuat
dengan granulasi kering pada umumnya sederhana atau tidak beraturan, sedangkan
pada granul yang dibuat dengan metode basah banyak macam bentuk partikel.
Sesuai dengan hal itu, granulasi kering jarang dipilih sebagai metode
granulasi. Akan tetapi, granulasi kering cocok untuk zat-zat yang peka terhadap
pelarut dan tidak stabil pada suhu tinggi. Selain itu, keuntungan granulasi
kering yang lain adalah diperolehnya granul dengan bobot jenis yang lebih
tinggi dibandingkan dengan granul yang dihasilkan dari granulasi basah.
I.1
Alur Pembuatan Tablet Metode Granulasi Kering
Pembuatan tablet
dengan metode granulasi kering biasanya
memalui tahap-tahap berikut:
1.
Zat aktif dan masing-masing eksipien
dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling, misalnya mesin giling tornado mill
2.
Zat aktif dan semua eksipien , yakni
pengisi, pengikat kering, sebagian disintegran, lubrikan dan glidan
3.
Campurkan serbuk pada no 2 di kempa
mesin besar khusus dan kuat yang disebut “mesin bongkah” (sluging machine) yang
menghasilkan bongkahan atau dengan mesin kompaktor gulung atau chilsonator yang
penghasilkan pipa atau lempeng campuran
serbuk yang rapuh.
4.
Bongkahan atau pita lempeng tadi di
ekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20 mesh dlm mesin escillator granulator
5.
Serbuk partikel halus yang dihasilkan no
4 kembali dipadatkan dengan mesin kompak
6.
Bongkahan atau lempengan rapuh hasil no
5 kembali di ekstruksi dalam mesin oscillating
granulator atau fitz mill
7.
Granul hasil no 5 dan 6 disatukan dan di
campur dengan fase luar
8.
Massa kempa di kempa menjadi tablet
Teknologi Granulasi Kering Secara
Kempa
Teknologi granulasi kering
secara kempa terdiri dari dua metode
yaitu: pembentukkan bongkah (sluging)
dan pengompakan gulung
Granulasi
kering dapat dibuat degan mesin
khus pembuatan bongkah (sluging), yaitu
mesin berat pembuat tabel besar dengan lubang kempa dan pons besar yang biasanya berdiameter 2,5 cm
atau lebih. Selanjutnya, bongkahan di ekstruksi dengan mesin granulator untuk
memperoleh karakteristik granul yang di kehendaki.
Prosedur
granulasi kering yang lain adlah pengompakan gulung, yaitu pembuatan lempengan
dengan menggunakan peralatan pemrosesan khusus yang disebut kompaktor gulung
atau chilsonator. Mesin ini mendapatkan serbuk yang telah dicampur trlebih
dahulu diantara dua rol penggulung (roller) yang berputar berlawanan.
Bahan
kempa yang diperoleh dari kompaktor adalah lempengan pita rapuh atau lembaran
atau potongan-potongan, tergantung pada bentuk rol penggulung. Zat campuran
yang telah didapatkan itu kemudian digiling untuk memperoleh granul dengan
ukuran yang sesuai.
Kedua
proses diatas digunakan untuk zat-zat yang biasanya tidak memadat menggunakan
teknik granulasi basah konvensional dan memerlukan prakempa untuk meningkatkan
bobot jenis dan mengeluarkan udara yang terjerat akibat ponsitas
Pembuatan Bongkah (Slugging)
Pembuatan bokahan
terdiri dari menghaluskan tiap komponen (Zat Aktif dan Eksipien) secara
individu, mencampuri kering seluruh komponen (zat aktif dan eksipien) secara individu mencapur kering
dari seluruh komponen dan mengempa campuran serbuk menjadi tablet besar atau
bongkahan ( slug) pada mesin kempa. Diametr pons biasanya 2,5 cm atau lebih
dengan permukaan datar digunakan untuk membuat bongkahan tersebut kempaan
bongkahan biasanya dilakukan pada tekanan 4 sampai 6 ton dan kecepatan 10-30
putaran permenit. Tonasi mesin tertentu dan waktu hunian diperlukan tergantung
pada sifat-sifat fisik ukuran serbuak dan spesifikasi bongkahan. Setelah
terbentuk, bongkahan biasanya di simpan dalam wadah proses sampai bongkahan itu
di perlukan untuk menjadi granul akhir selanjutnya, granul akhir tersebut
dicampur dengan serbut fase luar (disintegran, lunrikan, glidan) menjadi masa
kempa selanjutnya dikempa menjadi tablet ada berbagai keterbatasan pada proses
pengempaan bongkahan, yaitu :
·
Proses bets tunggal
·
Peralatan lebih banyak di butuhkan
·
Skala ekonomi yang buruk dan hasil
rendah
·
Hasil perjam rendah
·
Pengendalian proses buruk
·
Peryaratan sistem pendukung yang
berlebihan
·
Ergonomi yang buruk
·
Polusi udara dan bunyi yang berlebihan
·
Logistik yang berlebihan
·
Kebutuhan wadah dan ruang penyimpanan
meningkat
·
Enrgi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
1 kg bongkahan ( slugging) lebih banyak dibandingkan untuk menghasilkan 1 kg
kompak gulung
Pembuatan Lempengan (kompaktor
gulungan)
Tidak seperti metode
bongkahan, zat-zat yang tidak menunnjukkan sifat kunci serbuk sangan cocok
untuk proses pemadatan gulung (rol).
Sifat kunci campuran
serbuk yang di persyaratkan untuk pembuatan tablet kempa langsung adalah:
1.
Daya hohesif serbuk baik
2.
Karakteristik aliran granul baik
3.
Rentang ukuran vertikal sempit
4.
Pemisahan granul minimum
Apabila sifat kunci
campuran srbuk tidak ada atau tidak dapat di kembangkan dalm suatu cara
ekonomis atau teknis kempa langsung, teknologi granulasi kempa kering dapat
digunakan prosen pilihan guna meningkatkan sifat-sifat kunci serbuk teknologi
pemadatan gulung memainkan suatu peranan pentinga dalam pengadaan produk
bermutu dan pengrndalian biaya.
Keuntungan proses
teknologi pengempaan gulung adalah sebai berikut
1.
Menyedrhanakn pengolahan
2.
Meniadakan penggunaan bergranulasi
berair dan pelarut
3.
Menghasilkan kembali granul ometri dan
bobot jenis yang konsisten
4.
Memperbaiki keseragaman kandungan
5.
Mempermudah mampu alir serbuk
6.
Menggunakan lebih sedikit energi untuk
pengoprasian
7.
Memerlukan lebih sedikit tenaga kerja
untuk pengoprasian
8.
Menghasilan produk kering
9.
Memperbaiki pengenandial bobot dosiis
obat
10.
Menggunakan lebih sedikit bahan mentah
11.
Meniadakan penyusutan yang disebabkan
oleh air
12.
Menghasilkan disintegrasi tablet yang
lebih baik
13.
Tidak memerlukan ruang dan peralatan
tahan ledakan
14.
Memperbaiki siklus waktu
15.
Mencegah pemisahan
16.
Memudahkan sistem manufacture continu
Teknologi pengempaan
gulung merupan suatu proses kontinu yang memberikan pengendalian dan efisiensi
yang lebih baik. Kompaktor gulung dilengkapi dengan alat pengendalian tekanan
pengempaan, kecepatan rol dan kecepatan mengandalkan pembentukkan ikatan
interpartikulat. Pembentukan ikatan granul dikarakterisasi dalam tahap-tahap
yang berbeda, yang biasanya terjadi dalam urutan berikut:
1.
Pengaturan kembali
2.
Perubahan bentuk partikel
3.
Pemecahan partikel menjadi
berkeping-keping
4.
Pengikatan partikel-partikel
Perubahan
bentuk elastik terjadi apabila partikel-partikel serbuk mengalami granul suatu
gaya atau tekanan yang di terapkan, gaya tekanan dibebaskan dari granul dan
granul berusaha untuk kembali ke bentuk asliya. Suatu perubahan yang sama
sekali tidak kembali setelah tekanan dibebaskan di bebaskan di sebut perubahan
bentuk plastik. Keduanya, perubahan bentuk elastik dan plasstik dapat terjadi
secara bersamaan, tetapi salah satunya
biasanya lebih menonjol
Pengaturan kembali Partikel
Pengaturan kembali partikel pada awalnya
merupakan gerakan untuk mengisi ruang celah. Udara mulai meninggalkan ruang
celah campuran serbuk dan partikel-partikel mulai bergerak bersama-sama lebih
dekat sehingga meningkatkan kepadatan campuran serbuk. Bentuk dan ukuran
partikel merupakan faktor kunci dalam proses penyusunan kembali.
Partikel-partikel bulat kurang dapat bergerak dibandingkan partikel-partikel
bentuk lain karena susunan awalnya yang lebih dekat. Perubahan
partikel-partikel jika gaya kempa di tingkatkan. Perubahan bentuk ini
meningkatkan titik kontak antara partikel-partikel tempat ikatan terjadi dan
dijelaskan sebagai perubahan bentuk plastik.
Perubahan Bentuk Partikel Pada
Titik Kontak
Apabila
suatu tekanan diterapkan pada suatu pada suatu bahan/zat, terjadi perubahan
bentuk perubahan untuk yang hilang sama sekali (kembalinkebentuk asal) setelah
pembebasan tekanan disebut dengan perubahan elasstis. Apabila perubahan bentuk
tidak pulih kembali dengan sempurna setelah pembebasan tekanan, ini disebut
dengan perubahan bentuk plastik.
Fragmentasi dan Perubahan Bentuk
Pada
tekanan yang lebih tinggi akan terjadi pecahan apabila tekanan di dalam
partikel-partikel menjadi cukup besar untuk memperbanyak retakan. Fragmentasi
meningkatkan jumlah partikel dan membentuk permukaan baru yang bersih, menambah
titik kontak, dan membentuk ikatan yang kuat. Ikatan partikel terjadi jika
terjadi berubahan bentuk plastik dan fragmentasi
Teori Ikatan Dalam Proses
Pengempaan
Berbasis
mekanisme ikatan dlam proses pengempaan telah dipahami tetapi belum didukung
oleh percobaan serta belumbergunan untuk memperkirakan sifat-sifat kempa bahan.
Ada tiga teori ikatan kempa, yakni teori antarmolekul, dan teori film permukaan
cairan.
Teori mekanik
Teori
mekanik tekanan menyatakan bahwa partikel-partikel individu mengalami perubahan
bentuk elasstik, plastik atau rapuh di bawah tekanan sehingga sisi-sisinya
bertautan dan membentuk suatu ikatan mekanik. Jika hanya ada ikatan mekanik,
energi total pengempaan sama dengan jumlah energi perubahan bentuk, panas, dan
energi yang diabsrbsi untuk tiap kontinuen. Sambungan mekanik bukan merupakan
mekanisme ikatan utama dalam tabel farmasetik.
Teori Antar Molekul
Molekul
pada permukaan solida mempunyai gaya antar molekul yang kurang baik dan
berinteraksi dengan partikel lain dalam kontak yang sebenarnya. Permukaaan
bersih sepenuhnya akan terikat dengan kekuatan bahan kristalin, sedangkan bahan
yang di absorpsi akan membatasi ikatan menurut teori antar molekul , dibawah
tekan, molekul-molekul pada titik kontak yang sebenarnya antara permukaan
granul yang baru dan bersih cukup dekat sehingga gaya vanderwals dapat
berinteraksi untuk mengabungkan partikel-partikel.
Teori Film Permukaan
Teori
permukaan cairan menghubungkan ikatan dengan adanya selaput cair tipis, yang
mungkin disebabkan oleh peleburan atau larutan, pada permukaan partikel yang di
sebabkan oleh energi pengempaan.
BAB III
KESIMPULAN
granulasi adalah suatu
proses pembesaran ukuran ketika partikel-partikel kecil dibentuk menjadi
gumpalan (agromelat) yang lebih besar, kuat secara fisik, sedangkan
partikel-partikel orisinil masih dapat di identifikasi. Berdasarkan pembuatan
granulasi terdiri dari granulasi basah dan granulasi kering.
Salah satu dari tiga
metode pembuatan tablet adalah metode
granulasi kering. Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul
yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet.
Granulasi kering adalah
proses penggranulan tanpa menggunakan eksipien yang berupa cairan. Semua komponen
dalam granulasi kering adalah kering.
Tujuan utama granulasi
kering adalah memperbaiki sifat aliran
serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari
serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat yang
memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih
lanjut menjadi tablet jadi.
Alur pembuatan
granulasi kering adalah
1.
Zat aktif dan masing-masing eksipien
dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling, misalnya mesin giling tornado mill
2.
Zat aktif dan semua eksipien , yakni
pengisi, pengikat kering, sebagian disintegran, lubrikan dan glidan
3.
Campurkan serbuk pada no 2 di kempa
mesin besar khusus dan kuat yang disebut “mesin bongkah” (sluging machine) yang
menghasilkan bongkahan atau dengan mesin kompaktor gulung atau chilsonator yang
penghasilkan pipa atau lempeng campuran
serbuk yang rapuh.
4.
Bongkahan atau pita lempeng tadi di
ekstrusi melalui lempeng penyaring 18-20 mesh dlm mesin escillator granulator
5.
Serbuk partikel halus yang dihasilkan no
4 kembali dipadatkan dengan mesin kompak
6.
Bongkahan atau lempengan rapuh hasil no
5 kembali di ekstruksi dalam mesin oscillating
granulator atau fitz mill
7.
Granul hasil no 5 dan 6 disatukan dan di
campur dengan fase luar
8.
Massa kempa di kempa menjadi tablet
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Lachman L. Et al; the theory and
practice of industrial pharmacy, lea and febriger, 1986 hlm 312-320
2.
Swarbrick J. And Boylan J.C,
Encyvlopedia of pharmacy tecnology,volume 4, marcel Dekker inc.1991 hlm 423-446
3.
Lieberman H.A.et al, pharmaceutical
dosage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar